Sebagai ibu sejatinya kita memang harus kreatif. Tentunya ketika kita ingin menyediakan permainan yang bernilai edukatif untuk anak, menyiasati masakan ketika nafsu makan anak turun, sampai mendaur ulang segala perabot rumah tangga agar terus bisa digunakan.

Bagaimana kita memanfaatkan segala yang ada di rumah pun akan menginspirasi anak untuk menemukan ide-ide permainan baru tanpa perlu membeli mainan baru.

Selain itu beberapa hal mendasar yang dapat memacu kreatifitas anak adalah ketika anak diberikan kebebasan dalam bermain, kebebasan berkespresi, dan difasilitasi rasa ingin tahunya. Hal mendasar ini menurutku adalah yang paling penting untuk diterapkan.

Untuk belajar mengenali benda tunggal dan jamak di montessori, digunakan miniatur benda-benda yang dikenali anak. Lalu terbitlah tugas untuk mencari benda-benda mini ini hehe. Tugas ini terntunya bisa kujadikan bahan belajar Alesya juga di rumah nantinya.

Karena membutuhkan 8 macam benda. Aku pun berkeliling di dalam mall dan searching di berbagai marketplace. Tapi aku hanya mendapatkan 6 jenis benda. 

Akhirnya ketika waktu sudah mepet, kreatifitasku mulai jalan hehe. Aku pun memotong-motong pensil menjadi 3 bagian untuk dijadikan miniatur pensil. Lalu aku memotong-motong kertas dengan ukuran kecil untuk dijadikan miniatur buku. Sayang sekali yang aku buat sendiri malah belum aku dokumentasikan dan sudah dikumpulkan di kelas.

Dunia anak-anak itu bermain. Tugas kita adalah memfasilitasi dan mengarahkannya. Ide permainan seringkali datang dari anak itu sendiri. Kita lah yang harus menyamakan sudut pandang dengan anak.


Tadi saat mau mandi dan sudah membuka pakaian. Alesya malah bermain dengan koin. Dia pun memintaku menyentil koin agar berputar lalu dia menangkapnya. Alih-alih marah dan menyuruhnya lekas mandi, aku malah menemaninya bermain sebentar.

Aku pun menjagaknya bergantian menyentil koin. Lalu kuminta juga dia meletakkan koin dengan posisi tegak berdiri. Aku memanfaantkan permainan ini untuk melatih motorik halusnya.

Alesya sedang senang-senangnya menggunakan spidol dan pulpen. Segala sudut rumah, perabotan, mainan, dan seringkali badannya menjadi canvas untuk karya masterpiece nya hehe. 

Jauh sebelumnya, dia belum tertarik aku tawari untuk mencorat-coret. Namun ketika keinginannya muncul alami sendiri, dia langsung bisa membuat lingkaran tanpa aku suruh atau ajarkan. Alhamdulillah.



Beberapa buku tulis pun sudah habis dia pakai. Nah kebetulan teman sesama member IIP ada yang menjual buku tulis yang bisa dihapus dengan tisu basah. Tak pikir panjang aku pun langsung memesan. Ini adalah jawaban untuk aju tidak banyak membuang buku tulis hehe.

Alhasil Alesya suka sekali. Kemana-mana buku ini dibawa sebagai teman corat-coret nya. Tapi aku pun tidak mau boros tisu basah membersihkan buku. Jadilah aku alih fungsikan 1 waslap yang bisa dicuci pakai sebagai pengganti tisu basah.

Seperti kata Montessori, pembelajaran berpusat pada anak. Cara terbaik mengajarinya adalah di mulai dari hal yang ia suka.

Alesya itu seringkali sulit diajak main sesuatu yang baru. Ia sulit tertarik ketika ditawarkan dan mudah frustasi kalau kesulitan. Maka ketika kuamati dia senang memainkan sesuatu, aku langsung memfasilitasi.


Kemarin ia kutawari menggunting kertas bekas, karena beberapa waktu sebelumnya ia memakai gunting bekas kupakai ternyata ia bisa. Dia bersemangat kuajak main. Aku pun memperagakan bagaimana cara memegang gunting yang benar dan mengingatkannya agar selalu hati-hati. Dia pun serius sekali menggunting-gunting kertas. Meskipun awalnya ia sempat kesal karena dia menggunting dengan tidak tepat.


Seperti di awal kusebutkan, barang rusak jangan dulu dibuang. Kecuali memang sudah tidak spark joy  kalau kata mba konmari atau dipikirkan beberapa kali sudah tidak jelas fungsinya, baru lah dibuang.

Seperti mainan yang kadang mudah sekali rusak, akhirnya menjadi printil-printilan dan berubah fungsi hehe. Tapi percayalah anak itu kreatif bahkan kita pun tidak bisa menduga. Jadi Alesya dibelikan balon bening besar dengan lampu di dalamnya. Baru beberapa menit dia memainkan, meletuslah balon itu. Akhirnya yang tersisa adalah lampu warna-warninya. Lalu tak terduga, ia memainkannya berpura-pura sebagai pancing.

(Video terpisah)

Peran sebagai ibu memang memaksa kita untuk menjadi kreatif setiap saat. Apalagi dengan anak toddler yang sedang fasenya menantang dan ingin tahu segala hal. Kita tidak boleh kehabisan akal.

Alesya sepertinya mempunyai kebiasaan sulit bangun bangun yanh diturunkan dari abinya haha. Setiap pagi aku harus selalu mempunyai cara yang jitu agar ia mau bangun pagi tanpa menangis. Ya kalau dibiarkan bangun sendiri memang tidak akan nangis tapi itu siang sekali, karena dia tidurnya selalu larut malam walaupun tidak tidur siang.

Mulai dari mengiminginya dengan barang atau makanan, sampai aku mencoba bertanya hal yang menarik, sering aku lakukan untuk membangunkannya. Kadang mudah kadang sulit huhu. Nah sekarang ini, aku membangunkannya dengan bantuan adek, seperti meletakkan adek di atas badan atau tangannya dan berkata adek mau main sama kakak. Hal ini pun aku lakukan untuk menjalin kedekatan mereka berdua. 

Total Pageviews